MIRMAGZ.com – Basis pemikiran dari gerakan syu’ubiyah yaitu pandangan bahwa tidak ada perbedaan di antara ragam ras dan bangsa sehingga menciptakan jargon no tribe is superior to other (tidak ada suku bangsa tertentu yang lebih unggul dari suku bangsa lainnya).
Landasan pemikiran ini merujuk kepada bunyi ayat ketiga belas di dalam Alquran Surat Al-Hujurat yang berarti,
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa (shu’ub) dan bersuku-suku (qaba’il) supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dari ayat tersebut, istilah shu’ub menjadi awal mula terminologi nama Gerakan Syu’ubiyah.
Gerakan ini diketahui lahir sebagai perlawanan terhadap Dinasti atau Kekhalifahan Umayyah (sebelum Abbasiyah) yang terkenal rasis karena paham fanatik kearaban.
Seperti yang kita ketahui, Kekhalifahan Umayyah memang didominasi atau hampir seluruhnya adalah orang Arab tidak seperti Kekhalifahan Abbasiyah yang sudah bercampur dengan etnis lain seperti Persia (Iran).
Meski demikian, gerakan ini mengandung prinsip-prinsip yang kontroversial. Prinsip tersebut tampak dalam tiga hal yang dianut pengikut Gerakan Syu’ubiyah di antaranya:
1. Persamaan antara bangsa Arab dan non-Arab berdasarkan ajaran Islam yang dibentuk melalui gerakan sastra.
2. Siapapun yang percaya bahwa Bangsa Arab lebih superior dibanding non-Arab mereka bisa aktif dalam kebangkitan Abbasiyah.
3.Permusuhan dengan keturunan dari Bangsa Arab sehingga mereka ragu akan peran historis mereka sampai pula mengolok-olok terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan Bangsa Arab. Dan sebaliknya, mengagungkan peradaban non-Arab, pengetahuan mereka, nilai-nilai, sifat-sifat mereka serta membangkitkan kembali budaya non-Arab.
Sebagai catatan, meski gerakan ini muncul pertama kali di Timur (Iran dan Irak) namun memiliki dampak juga bagi negara-negara Arab tetangga. Paling dekat adalah Andalusia, yang terletak di lingkungan tanah Arab. Juga yang memiliki lalu lintas pertemuan budaya serta agama yang berbeda serta menimbulkan banyak pertentangan.
Di Andalusia juga, pemerintahan Islam di sana memiliki konsensus atau kesepakatan dengan Irak. Untuk itu, gerakan Syu’ubiyah sangat terasa dampaknya di Andalusia.
Miranti Kencana Wirawan. Content Writer. Alumnus Kajian Timur Tengah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret. Founder dan Editor in Chief situs web Mirmagz.com. Pernah bekerja di RIA FM Sonora Network dan KOMPAS.com sebagai jurnalis kanal internasional.