MIRMAGZ.com – Kapten Henry Every atau ada juga yang memanggilnya Avery adalah seorang bajak laut berkebangsaan Inggris yang paling brutal. Jalur pelayarannya berada di Samudra Atlantik dan Samudra Hindia pada pertengahan 1690-an.
Dia juga terkenal dengan nama lainnya “Jack” atau “Benjamin Bridgeman” dan “Long Ben” pada era 1695. Kapten Every terkenal sebagai bajak laut brutal setelah menjarah sebuah kapal yang berisi penumpang Muslim India yang baru kembali dari perjalanan haji mereka.
Setelah melakukan kejahatan terbesarnya di kapal para peziarah Muslim dengan membunuh dan menjarah harta mereka, Kapten Every menyamar sebagai pedagang budak dan dia tidak pernah terlihat lagi.
Seorang antropolog dari Universitas Rhode Island, Jim Bailey (53) baru-baru ini mengabarkan kepada Associated Press (AP) bahwa dia menemukan koin Arab abad ke-17 pertama dalam kondisi utuh di sebuah padang rumput di Middletown, New Jersey, Amerika Serikat (AS).
Dari temuan itu, Kapten Every diperkirakan tidak menghilang begitu saja melainkan masih berlayar dalam perjalanan sejarahnya.
Bailey, sang sejarawan amatir, menemukan koin Arab itu menggunakan detektor logamnya. Dia sendiri pernah menjelajahi bangkai kapal bajak laut Wydah Gally di lepas pantai Cape Cod pada akhir tahun 1980-an sehingga familiar dengan kasus Kapten Every dan dunia bajak laut.
Koin Arab itu ditemukan beserta kantung kunonya, termasuk satu dari sekian koin tertua yang pernah ditemukan di AS, menurut AP.
Sebuah penjarahan brutal
Peristiwa penyergapan yang dilakukan kapal bajak laut Fancy yang dipimpin Kapten Every terhadap kapal Ganj-i-Sawai, kapal kerajaan milik Kaisar India Aurangzeb, salah satu pemimpin terkuat di dunia terjadi pada 7 September 1695.
Saat itu, Kapten Every tak hanya berhasil menyergap namun juga menjarah isi kapal yang memuat banyak emas serta perak senilai puluhan juta dolar.
Kapten Every dan anak buahnya tak hanya merampok namun juga membunuh dan menyiksa para pria di kapal India tersebut. Mereka juga memperkosa para wanita yang ada di kapal itu sebelum kembali ke Bahama, surganya para bajak laut.
Kabar tentang kebrutalan mereka dengan cepat menyebar dan sampai pada telinga Raja Inggris William III. Atas tekanan besar dari raksasa perdagangan India dan East India Company, Raja William III membuka sayembara dengan hadiah besar bagi siapa saja yang berhasil menangkap Kapten Every dan awak kapalnya.
“Kalau Anda cari di mesin pencari Google (kata kunci) ‘buronan pertama di dunia’ maka akan muncul Every sebagai hasilnya,” kata Bailey dikutip AP.
Namun, para sejarawan hanya mengerti bahwa Kapten Every berlayar ke Irlandia pada tahun 1696 di mana sejak itu jejaknya menghilang.
Temuan koin bertuliskan huruf Arab yang ditemukan Bailey dan pada penemuan lainnya adalah bukti bahwa bajak laut terkenal itu pertama kali pergi ke Amerika di mana dia dan krunya menghabiskan barang jarahan mereka dalam pelarian.
Sebelumnya, koin serupa ditemukan Bailey pada 2014 di Sweet Berry Farm di mana dia mengira koin itu berasal dari Spanyol atau yang dicetak oleh Massachussetts Bay Colony.
Namun, ketika lumpur yang menutupi logam itu diseka olehnya, Bailey menyadari itu adalah penemuan mengejutkan karena ada teks Arab di koin.
Koin itu kemudian ditentukan berasal dari suatu tempat di Yaman dan dicetak pada tahun 1693, dua tahun sebelum penyergapan kapal Fancy terhadap Muslim India terjadi.
Koin itu digabungkan dengan koleksi 10 koin lainnya dari periode yang sama di Massachussetts dan 3 lainnya di Rhode Island, serta 2 koin lainnya dari Connecticut.
Ada pepatah mengatakan bahwa misteri dapat dipecahkan jika kita “mengikuti uangnya” dan mungkin koin Arab paling menarik adalah yang ditemukan di Carolina Utara, AS di mana para sejarawan percaya bahwa setiap kru kapal Kapten Every datang ke Dunia Baru (nama lain benua Amerika abad 15).
Sarah Sportman, seorang arkeolog negara bagian Connecticut AS mengatakan kepada Newport Daily News bahwa koin Arab yang ditemukan di situs pertanian abad ke-17 menunjukkan beberapa kru bajak laut kapal Fancy yang dipimpin Kapten Every telah menetap di New England dan terintegrasi.
Namun, kisah tentang bagaimana koin itu bisa ditemukan hari ini adalah yang akan diingat dalam sejarah, dan kisah itu diceritakan dalam makalah terbaru Jim Bailey yang diterbitkan di jurnal American Numismatic Society.
Kapten Every diyakini telah melakukan perjalanan aman ke Amerika dengan menyamar sebagai pedagang budak tanpa diketahui. Melansir Ancient Origins, ketika Kapten Every tiba di Bahamas, dia mengunjungi pulau Reunion Prancis dan membeli beberapa budak kulit hitam untuk meyakinkan penampilannya sebagai pedagang budak.
Dia mengganti nama kapalnya dari Fancy menjadi Sea Flower sebelum berlayar ke utara di sepanjang pesisir Timur dengan hampir 40 lebih budak dan tiba di Newport, Rhode Island, AS pada 1696.
Miranti Kencana Wirawan. Content Writer. Alumnus Kajian Timur Tengah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret. Founder dan Editor in Chief situs web Mirmagz.com. Pernah bekerja di RIA FM Sonora Network dan KOMPAS.com sebagai jurnalis kanal internasional.