MIRMAGZ.com – Banyak resep lezat kini beredar menggunakan bahan baku dari makanan kaleng seperti tuna kaleng dan jamur kaleng. Resep-resep itu dengan mudahnya bisa kita akses di internet. Pertanyaannya, bagaimana makanan kaleng dibuat pertama kali? Jawabannya mungkin belum banyak yang tahu.
Sepertinya tidak banyak yang mengira bahwa ide makanan kaleng lahir dari sayembara yang digelar oleh pemerintah Prancis yang pada abad ke-19 itu dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Pasukan Napoleon saat itu sedang terancam kelaparan sehingga dia menggelar sayembara tersebut dengan angka nominal yang cukup besar. Ya, makanan dengan metode ini lahir dari ketamakan manusia yang ingin memberikan kemudahan perut mereka untuk melancarkan nafsu berperang.
Akhirnya seorang peneliti Prancis bernama Nicolas Appert berhasil membuat makanan yang diawetkan dengan wadah tertutup pada 1809. Dia berhasil meraih kemenangan sayembara tersebut dengan membawa pulang hadiah 12.000 franc dari pemerintah Napoleon Bonaparte. Di tangannya, dia menunjukkan bahwa proses pengawetan ini bisa membuat aneka bahan makanan mulai dari buah-buahan sampai protein hewani bertahan lebih lama. Akan tetapi, Appert tidak menggunakan kaleng sebagai media pertama percobaannya. Sebaliknya, dia menggunakan wadah yang terbuat dari keramik.
Proses pengawetan yang dicetuskan oleh Nicolas Appert dijelaskan Anna Zeide dalam bukunya, Canned: The Rise and Fall of Consumer Confidence in the American Food Industry. Proses tersebut dilakukan dengan cara menyegel makanan di dalam wadah. Segelnya harus kedap udara dan setelahnya, wadah tertutup rapat itu dipanaskan untuk membunuh bakteri. Proses seperti itu dinamai ‘appertizing’ mengikuti nama penemunya, Appert. Diketahui setelah temuan Appert ini, kebutuhan akan makanan kaleng meningkat secara eksponensial dikarenakan perang yang berlangsung lama.
Bagi para tentara, pelaut, dan pemukim, makanan kaleng merupakan sumber daya yang berharga, yang dapat dengan mudah mencegah kekurangan nutrisi yang mampu membahayakan nyawa.
“Pada pertengahan abad ke-19, sebelum Perang Saudara, makanan kaleng sebagian besar merupakan makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang yang berada dalam situasi ekstrem, baik itu penjelajah Arktik maupun orang-orang yang akan berlayar melintasi Atlantik selama berbulan-bulan,” kata Zeide.
Pengalengan juga membuat makanan tersedia di luar musim dan jauh dari tempat asalnya, sehingga menarik bagi orang yang berbeda kulturnya. “Para kolonis atau imigran yang kaya bisa mendapatkan cita rasa negara asal mereka, atau sesuatu yang mirip, dengan mengirimkan makanan kaleng ini ketika harganya sangat mahal,” jelas Zeide.
Adapun istilah ‘makanan kaleng’ yang betul-betul diawetkan dengan kaleng bermula ketika seorang pengaleng dari Inggris, William Underwood pindah ke Amerika Serikat pada 1817 dan dia memasok makanan kaleng produksi perusahaannya untuk perang saudara. Dari situ, istilah canned food atau makanan kaleng mulai terkenal.
Sementara itu, dikutip dari artikel The History Behind Canned Food: a Delicious, Versatile and Healthy Way to Eat at Any Time, di negara lain yaitu Spanyol, sejarah mengatakan bahwa pengalengan ikan terjadi pertama kali di sana pada 1940 di lepas pantai Finisterre di Galicia.
Di bagian utara Spanyol, orang-orang telah mengembangkan teknik pengawetan seperti penggaraman dan pengasapan, tetapi teknik pengalengan ikan tetap bermula di pabriknya. Lambat laun, industri Spanyol mulai memproduksi pangan kaleng pertama di benua Eropa.
Miranti Kencana Wirawan. Content Writer. Alumnus Kajian Timur Tengah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret. Founder dan Editor in Chief situs web Mirmagz.com. Pernah bekerja di RIA FM Sonora Network dan KOMPAS.com sebagai jurnalis kanal internasional.