MIRMAGZ.com – Apa yang sebenarnya ingin seni tampilkan dalam bentuk karyanya? Mereka banyak hadir tidak hanya bentuk fisik, namun juga digital. Non-Fungible Token (NFT) merupakan salah satu jembatan untuk karya seni, terutama seni visual tampil sebagai bagian dari dunia seni. Mereka menampilkan karakteristik masing-masing seniman yang dapat kita nikmati dimanapun, kapanpun.

Sebenarnya dalam memahami kembali seni, kita akan jauh melihat diri sebagai bagian dari penikmat, serta pengapresiasi sebuah seni. Seniman membutuhkan eksistensi karena mereka perlu untuk diperbincangkan antar manusia. Pada sisi seniman, hal ini menjadi bagian pokok dalam proses berkesenimananya. Menjadi lebih baik, menjawab keresahan yang selama ini dipendam sebagai bentuk yang tidak konsisten dalam ide-ide seninya.

Sebagai pengkaji seni, terutama dari sisi filsafat, yang notabene merupakan jalan untuk mencapai kebijaksanaan, seni-seni yang hadir dalam NFT dapat menjadi representasi kehidupan pelihatnya. Apakah kemudian menjadi penting untuk didiskusikan? Tidak juga, namun perlu dilihat apa dampak untuk diri sendiri ketika melihat karya, meskipun itu bertemu secara virtual.

Kemudahan akses, banyaknya NFT yang diciptakan, memberikan kesempatan untuk siapapun dalam mengkaji lebih jauh. Berakar pada pengalaman pribadi akan membentuk pembedaan yang cukup berarti, karena seni pada hakikatnya akan mengguncang pemikiran, jiwa, dan perasaan orang yang melihatnya. Seberapa dalam kajian seni dapat memberikan pengetahuan menjadi titik berikutnya yang harus dicapai sebagai sebuah jalan pembelajaran tentang pengkajian seni dari sisi filsafat. Bukankah kebijaksanaan dapat hadir dengan adanya pemikiran yang tidak hanya sekedar formalitas? Mari kita simak pengalaman refleksi masing-masing.

Angga Kusuma Dawami

Pemikir Muda, Pengajar Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, telah menyelesaikan gelar Doktor di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Peneliti serta penulis pemikiran tentang Seni.