Penanda dan Petanda Ferdinand de Saussure

MIRMAGZ.com – Hari ini begitu banyak hal-hal yang menunjukkan tanda-tanda disekitar kita. Kita melihat berbagai tanda, bahkan untuk mengintepretasikan sesuatu kita perlu melihat tanda apa saja yang muncul. Tanda begitu vital dalam kehidupan untuk bisa berkomunikasi secara efektif.

Penanda; Sepiring Spagetti Petanda: ?

Layaknya kita ingin mengkomunikasikan rasa lapar ketika bayi dengan menangis, maka tanda yang sedang terjadi adalah tubuh memberikan sinyal ke otak untuk melakukan sesuatu yang memiliki tujuan agar kita mendapatkan makan. Sesederhana itu sebenarnya ilmu yang diajarkan oleh Ferdinand de Saussure untuk membentuk konstruksi tanda.

Baca juga:  Desain dan Seni Rupa (Murni) untuk Mahasiswa Desain Komunikasi Visual

Ilmu membaca tanda inilah yang disebut sebagai Semiotika. Ilmu tentang bahasa, susunan bahasa pada awalnya, berubah menjadi pembahasan tentang struktur kehidupan masyarakat, strukutur kebudayaan, dan struktur bentuk sosial dalam ilmu humaniora lainnya. Dewasa ini bahkan semiotika digunakan untuk membaca pemikiran orang, tentang suatu konvensi, sebuah persetujuan tentang sesuatu.

Konsep dasar semiotika de Saussure adalah Signified dan Signifier. Atau dalam bahasa Indonesia, Penanda dan Petanda, Prof Ahimsa membahasakan Penanda dan Tinanda. Kedua memiliki posisi untuk menjelaskan sebuah tanda hadir untuk bisa dibaca secara komprehensif. Mana yang merupakan objek real, mana makna mental yang hidup dalam tanda tersebut, merupakan pendefinisian oleh de Saussure untuk membentuk konstruksi tanda pada suatu entitas.

Baca juga:  Desain Komunikasi Visual (DKV) sebagai Peran Perancang Komunikasi

Kelebihan dari ilmu semiotika adalah kita bisa mendefinisikan konvensi tanda yang sedang hadir dalam masyarakat. Tentang warna misalkan, merah memiliki tanda berani atau malah berhenti ketika di lalu lintas, kuning berarti cerah, diibaratkan seperti matahari ketika pagi, tapi menjadi “hati-hati” ketika di lalu lintas, dan berbagai tanda yang sebenarnya memiliki makna yang begitu beragam.

Tapi semua makna yang muncul bersifat abritrer, semena-mena. Artinya ketika sebuah benda yang tidak memiliki sifat apapun, tanda apapun, oleh pikiran manusia diberikan tanda, diberikan sesuatu yang sebenarnya tidak dia miliki. Meja biarlah menjadi meja, karena meja sebenarnya adalah benda, sedangkan konsep dalam pikiran kita yang menyatakan meja harus digunakan untuk menulis misalkan. Kelemahan lain dari semiotika adalah analisis yang muncul sangat subjektif, bergantung dari imajinasi peneliti menggunakan semiotika itu sendiri.

Baca juga:  Apa Sih Fungsinya Seni?

Analisis yang mungkin bisa muncul adalah analisis dari hal yang sederhana dari dalam diri kita tentang tanda-tanda apa yang hadir dalam kehidupan. Berikut kita simak tulisan-tulisan tentang tanda yang menyertai kehidupan mahasiswa.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp
Telegram

153 thoughts on “Penanda dan Petanda Ferdinand de Saussure”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

anz.prjct
Medusaphotoworks
logo-lyubov-books
Lyubov Books - Toko Buku Online
Buku Terbaru WPAP dan Mistik Kesehariannya

Most Popular

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.