Pelukis abstrak mengekspresikan dirinya melalui karya seni yang diciptakannya. Membiarkan penonton menafsirkannya sesuka mereka yang menikmatinya. Dalam berbagai hal, seni (murni) lebih banyak tentang pengalaman pemirsa dibandingkan dengan tentang seni itu sendiri. Niat pelukis dalam menumpahkannya dalam karya bukanlah hal yang terpenting.
MIRMAGZ.com – Desain Komunikasi (Communication Design) memiliki kewajiban yang berkebalikan dari pelukis abstrak tersebut.
Tanggung jawab perancang komunikasi pada desain komunikasi adalah mengembangkan hubungan antara pemirsa (target audience) dengan visual yang diciptakan.
Sebelum para pemirsa ini tahu seperti apa tampilan visualnya, seorang desainer komunikasi akan mempertimbangkan pesan yang ingin mereka komunikasikan dan bagaimana caranya agar pemirsanya bisa terlibat, secara langsung maupun tidak langsung.
Seorang desainer komunikasi akan mempertimbangkan apa yang pertama-tama, menarik bagi pemirsa, asosiasi umum yang dimiliki pemirsa, dan psikologi di balik bagaimana elemen desain mempengaruhi suasana hati seseorang.
Mereka membuat desain secara visual, yang mengkomunikasikan pesan lebih cepat daripada kata-kata, namun tetap memastikan bahwa pesannya juga jelas dan menarik.
Secara sederhana, Desainer Komunikasi Visual akan memanfaatkan visual yang akan mengekspresikan informasi melalui metode yang sesuai dengan strategi visual.
Seiring kemajuan teknologi, berbagai media juga berubah, dan membuat industri desain grafis berubah dengan berbagai perkembangannya.
Misalkan ketika dahulu mesin cetak massal di temukan, sekarang hal yang berbau cetak mulai ditinggalkan, dan menuju ke dunia serba digital, serba layar.
Akibatnya adalah desain berkualitas menjadi penting dibandingkan zaman cetak yang dikuasai oleh institusi tertentu.
Inilah yang menjadikan lulusan Desain Komunikasi Visual dituntut untuk memiliki beberapa skill mendasar tentang desain itu sendiri; termasuk pengembangan diri dalam desain, memahami proyek desain, serta menganalisis permasalahan mendasar tentang desain.
Seorang Desainer Komunikasi Visual harus siap dengan keterampilan kreatif dan teknis untuk membuat grafik atau gambar visual yang menarik serta keterampilan profesional dalam menangani proyek-proyek besar dan kompleks.
Mereka yang mampu memahami branding secara mendasar dalam bisnis akan menjadi diminati oleh perusahaan.
Setiap perusahaan ingin membangun identitas unik dibidangnya, berbeda dengan pesaingnya, agar terjadi perkembangan hubungan yang menuju kuat dengan target pemirsa (audiens) mereka.
Jadi, apabila seorang desainer komunikasi visual dapat menunjukkan bagaimana mereka memahami hubungan antara desain dan pencitraan merek, mereka akan menjadi aste bagi perusahaan yang ingin berkembang lebih besar lagi.
Pencitraan merek akan berhubungan dengan logo, warna, dan tipografi, namun tidak sekedar itu saja, desainer harus mampu menjelaskan setiap elemen desain yang dibuat memiliki tujuan apa. Misalnya, warna yang salah akan membuat konsistensi merek tergeser, padahal hanya masalah warna saja.
Pemikir Muda, Pengajar Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, telah menyelesaikan gelar Doktor di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Peneliti serta penulis pemikiran tentang Seni.
2 thoughts on “Desain Komunikasi Visual (DKV) sebagai Peran Perancang Komunikasi”
Pingback: Resume Diskusi di Ruang Cyan: Apakah Desainer Terjebak pada Kesadaran Masa Lampau? - Mirmagz
Pingback: Sejarah Desain Grafis Awal sampai Abad ke-19 - Mirmagz