MIRMAGZ.com – Salah satu penyair besar Rusia di era Soviet, Aleksandr Blok tewas akibat beberapa komplikasi penyakit termasuk sifilis. Namun lebih dari itu, Blok tewas karena kelelahan dan juga kebosanan yang amat sangat.
Melansir situs Soviet History terbitan Moscow State University, sebagai penyair besar, kematiannya yang terjadi di kota Saint Petersburg (Sankt Peterburg) (sebelumnya kota ini bernama Petrograd) pada 7 Agustus 1921, dihadiri banyak orang yang berduka. Hal ini dikarenakan, kematian Blok menyimbolkan pula akan kematian tradisi Rusia.
Sebagai sosok intelektual, Blok menyambut revolusi 1917 sebagai “kehendak rakyat”. Dia percaya, perannya bertugas untuk mengekspresikan apa yang hendak disampaikan rakyat. Dua dekade sebelumnya, dia juga telah mengutarakan melalui “kata-kata” tentang kecemasan dan keinginan kaum intelektual.
Idealisme naifnya yang tertuang dalam Verses on the Beautiful Lady (1904), Playful Mockery of Balaganchik (1906), the Ominous Prophecies of the Retribution Cycle (1910-1921) keseluruhannya mengarah pada 2 puisi Blok yang terkenal dalam revolusi yaitu Scythians dan The Twelve.
Di dalam Scythians, Blok mengemukakan adanya gelombang pembersihan yang barbar sedangkan dalam The Twelve, dia mengungkap kekacauan revolusi yang kemudian melahirkan seorang pemimpin mesianis.
Blok menjadi kecewa terhadap Revolusi Rusia dan dengan itu dia tidak lagi menulis puisi selama tiga tahun sejak 1921. Kepada sastrawan Maksim Gorky, Blok mengeluhkan krisis kepercayaannya kepada kebijaksanaan kemanusiaan yang menurutnya telah berakhir.
Siapakah Aleksandr Blok?
Blok adalah putra dari seorang profesor dan seorang pakar hukum yang memiliki minat besar terhadap seni. Dilansir dari Wikipedia, ayah Blok bernama Aleksandr Lvovivh Blok dan ibunya bernama Aleksandra Andreevna Beketova. Keluarga Blok adalah keluarga akademis. Kakek dari pihak ibu, Andrey Beketov adalah seorang pakar botani terkenal sekaligus rektor Universitas Negeri Saint Petersburg.
Ketika Blok meninggal, dia juga meninggalkan kota Petersburg yang dulunya kota kekaisaran menjadi kota yang ‘terbengkalai’.
Melansir Tragedi Rakyat: Revolusi Rusia 1891-1924 (hlm 784-785), Blok yang jatuh sakit sebelum meninggal sempat berupaya ke luar negeri berdasarkan anjuran dokternya. Namun, dia tidak diizinkan meninggalkan negaranya itu.
Sastrawan Gorky meminta visa untuk Blok. Dalam surat tertanggal 29 Mei 1921 kepada Anatoly Lunacharsky, Gorky menyatakan bahwa Blok adalah penyair terbaik negara itu. Dan jika Blok sampai tidak bisa berobat ke luar negeri dan meninggal, maka “Anda dan rekan-rekan Anda bersalah atas kematiannya”.
Upaya pemberangkatan Blok untuk bisa mendapatkan perawatan medis ke luar negeri mulai ditandatangani oleh anggota Biro Politik Komite Sentral pada 23 Juli 1921. Izin diberikan pada 10 Agustus, namun sayangnya Blok sudah meninggal dunia.
Sepeninggal Blok, sastra Soviet (nama Rusia dulu) muncul pada 1921. Dmitrii Furmanov misalnya, seorang komisaris Krasnaya Armiya (Tentara Merah/USSR) selama perang saudara menerbitkan Pasukan Pendarat Merah dan dalam 2 tahun dia menerbitkan novel klasiknya, Chapaev.
(artikel ini masih akan terus dilengkapi oleh sumber literatur lain).
Miranti Kencana Wirawan. Content Writer. Alumnus Kajian Timur Tengah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret. Founder dan Editor in Chief situs web Mirmagz.com. Pernah bekerja di RIA FM Sonora Network dan KOMPAS.com sebagai jurnalis kanal internasional.