Perjalanan Menikmati Seni dengan Berfilsafat

MIRMAGZ.com – Tanpa perjalanan maka kita hanya akan belajar pada carikan kertas penuh dengan teoritik yang mungkin tidak penting. Kita selalu dihadirkan pada posisi ketidaktahuan sebagai manusia, maka pertemuan adalah hal yang penting dalam perjalanan untuk menjadi manusia itu sendiri. Apakah pada akhirnya perjalanan merupakan hal yang penting untuk diketahui makna-nya?

Tur Karya Grafis pada Pameran Ratimaya di SangkringArt
Baca juga:  Membaca Kembali Filsafat Seni dan Estetika

Tidak, kita sebenarnya tidak diam, kita hanya sedang berpikir untuk apa sebenarnya pembelajaran filsafat seni ini dimunculkan. Apa esensi perjalanan dengan filsafat yang telah diberikan untuk melihat karya-karya seni yang mungkin kita sendiri menyeritkan dahi. Bukankah semua seni merupakan bualan tentang wacana yang hadir?

Tapi apakah perjalanan menikmati seni itu penting untuk dihadirkan dalam cerita panjang pertemuan dengan seni itu sendiri. Atau sebenarnya kita tidak memahami apapun yang hadir pada perjalanan itu sendiri? Mungkin sebagian dari kita hanya akan berjalan hanya sekedar melihat, memperhatikan bentuk seperti apa yang sesuai dengan diri saya. Tapi apakah perjalanan membentuk diri ini semakin baik atau justru berkebalikan dengan hakikat perjalanan itu sendiri?

Baca juga:  Filsafat Seni dan Reproduksi Mekanis Walter Benjamin: Sebuah Pandangan Awal

Melihat karya seni berarti mempertemukan kesadaran diri, bahwa kita berinteraksi. Bahwa kita mendapati diri kita berpetualang untuk melihat ketidaktahuan menjadi semakin tidak mengerti, atau lebih buruk, memahami tapi tidak mengerti esensinya. Bukankah pengetahuan dasar telah diberikan?

Bukankah pengertian terus menerus digaungkan tentang Plato, tentang Aristoteles, tentang Clive Bell, tentang Collingwood, tentang Kant. Apakah representasi, atau mimesis penting dalam perjalanan ini? Apakah memang significant form mempengaruhi cara memandang kita pada karya seni?

Baca juga:  Jurnal Fenomenologi Desain: Pengungkapan Pengalaman Desainer dalam Desain Komunikasi Visual - Oleh AK Dawami; Muhammad Rifqi

Atau apakah keputusan selera layaknya Kant memikirkan tentang keputusan estetis penting untuk melihatnya? Tidak, sebenarnya kita hanya berlajar untuk terus berjalan, dan memahami karya seni yang entah apa itu bentuknya, dan bagaimana perupanya. Kitapun tidak pernah tau seberapa paham diri kita tentang perjalanan estetis ini.

Bagaimana bentuk karya-karya yang sesuai dengan pemikiran para pejalan ini? Mari kita simak bagaimana perjalanan estetis seorang yang baru berkecimpung dalam dunia seni dalam komentar.

Baca juga:  Membaca Karya-Karya Desain dalam Prespektif Mimesis dan Significant Form

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp
Telegram

169 thoughts on “Perjalanan Menikmati Seni dengan Berfilsafat”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *