MIRMAGZ.com – Lukisan telah berkembang dari waktu ke waktu tetapi pemikiran, ide, pengembangannya tetap ada. Selama abad kuno, orang-orang Yunani melukis dinding vila-vila mereka dan karya arsitektur lainnya. Mereka secara umum melukis gambar manusia, binatang, atau karya religius yang merincikan ritual dan sesembahan.
Hal inilah yang menjadi akhirnya menjadi sejarah untuk bisa dinikmati orang-orang setelah kita. Seperti galeri seni merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Inggris. Sekarang kita bisa menemukan atau menemukan kembali seniman Inggris, pelukis renaisans Italia, atau kanvas kubis. kita bisa mengunjungi National Portrait Gallery, the Tate Modern, dll.
Sejarah Seni atau lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Art History merupakan studi untuk mempelajari perkembangan seni rupa dan konteks stilistikanya. Hal ini berkaitan dengan genre, tata letak, format, dan gaya seni. Yang ada dalam studi seni konvensional seperti lukisan, patung dan arsitektur. Namun, ada beberapa seni minor, seperti tembikar, furnitur, dan seni dekoratif lainnya, juga dipelajari dalam sejarah seni.
Sejarah seni mencakup berbagai cara mempelajari seni rupa; yang secara umum berarti mempelajari penggunaan seni dan arsitektur. Aspek disiplin ilmu ini sering tumpang tindih satu sama lain. Sejarawan seni Ernst Gombrich pernah berkata: “Cabang pengetahuan sejarah seni sangat mirip dengan Galia, yang terbagi menjadi tiga pada masa Julius Caesar, masing-masing wilayah dihuni oleh tiga suku yang berbeda: (i) penikmat (orang-orang dengan pengetahuan yang mendalam tentang sejarah seni rupa), (ii) kritikus seni rupa dan (iii) sejarawan seni akademis.”
Sebagai suatu disiplin ilmu, sejarah seni rupa berbeda dengan kritik seni, yang lebih tertarik pada hubungan antara nilai seni dari satu karya dan lainnya, atau dalam mendukung gaya atau gerakan itu; dan teori seni yang lebih berfokus pada hakikat seni. Salah satu cabang pengetahuan ini adalah estetika, yang mencakup penyelidikan teka-teki kesempurnaan artistik dan upaya untuk menentukan isi keindahan.
Secara teknis, sejarah seni rupa tidak membahas hal ini, karena sejarawan seni rupa lebih memilih metode sejarah untuk menjawab pertanyaan seperti: bagaimana prosedur seniman menciptakan karyanya? Siapa pemberi modal kepada seniman? Siapakah guru mereka? Siapa penontonnya? Siapa muridmu?
Apa sejarah hukum yang mempengaruhi karya seni? dan bagaimana seniman berhubungan dengan sebuah karya? Banyak pertanyaan seperti ini bertanya pada diri sendiri apakah bisa dijawab dengan memuaskan tanpa memikirkan pertanyaan mendasar tentang hakikat seni itu sendiri.
Sayangnya, kesenjangan antara sejarah seni dan filosofi seni (estetika) menghalangi kepuasan ini. Akan kembali kepada dasar pemikiran seni yang melingkupi si seniman dan si pengkaji seni itu sendiri.
Pemikir Muda, Pengajar Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, telah menyelesaikan gelar Doktor di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Peneliti serta penulis pemikiran tentang Seni.