MIRMAGZ.com – Desain hari ini merupakan kondisi desain yang berkembang begitu cepat, mengikuti derap zaman yang begitu dilusif. Selalu berubah sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat. Entah itu ide, bentuk, konstruksi berfikirnya yang digunakan dalam keseharian.
Namun Eka Sofyan Rizal dan Syarif Maulana mencoba untuk mempertanyakan bentuk “Menara Gading” tentang Desain hari ini. Melalui pemikiran kritis tentunya.

Judul Buku: Redefinisi Desain
76 halaman, 17 x 23 cm
Penulis: Eka Sofyan Rizal dan Syarif Maulana
Penerbit: CMYKPress, Bandung
Tahun: 2021
ISBN: 978-623-93910-1-0
Buku yang berjudul Redefinisi Desain ini merupakan bagian dari pemikiran tentang desain itu sendiri. Setelah berkembang pesat pada abad ke-20. Desain menjadi begitu menyenangkan untuk dipraktekkan, dijadikan hal yang membersamai kehidupan manusia.
Buku ini memberikan kembali definisi desain dari sisi “seharusnya” desainer bertindak, dan apa-apa saja yang biasa desainer lakukan sebagai desainer. Berpikir abstrak-konseptual merupakan tawaran yang diberikan pada buku ini secara garis besar.
Akar dari pemikiran-pemikiran desain juga diberikan, sebagai pengantar, agar akarnya tidak hilang sebagai sebuah keilmuan. Desain tidak lagi menjadi objek, namun desain menjadi subjek pembentuk manusia itu sendiri. Menjadi inovatif merupakan tuntutan bagi desainer untuk membuat desian yang tidak hanya sekedar objek.
Susunan pemikirannya selalu diawali dengan pemikiran desain dari wilayah Barat, Eropa dan Amerika, seperti Victor Papanek, Plato, dan lain sebagainya.
Aliran pembacaan dimulai dengan mendefinisikan desain pada tingkat yang biasanya diketahui. Dan menjabarkan tentang persoalan desain hari ini.
Menginjak bab berikutnya, pemikiran Plato menghiasi tulisan dari mendefinisikan desain ini secara praktik, maupun pemikiran. Kemudian dilanjutkan bagaimana seharusnya desainer belajar dan menciptakan karya desain melalui Berfikir Abstrak-Konseptual.
Pengingatan terhadap empati, dan kondisi sekitar desainer juga dituliskan untuk menempatkan desain tidak lepas dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Buku ini juga menempatkan diri untuk menyebut semua orang adalah desainer.
Pada bab berikutnya, justru jalan menuju Abstrak-Konseptual dijabarkan, apa yang seharusnya desainer lakukan agar mencapai titik tersebut. Contoh masalah juga diberikan untuk memperjelas kehidupan dari mendefinisikan desain itu sendiri.
Pandangan antara modern dan post-modern juga dibahas untuk mendudukkan kembali paradigma-paradigma pendidikan desain yang hari ini berkembang. Hal ini juga sekaligus menjadi kritik untuk pendidikan desain, yang notabene masih berkutat pada ‘menara gading’ bentuk-bentuk desain masa lalu. Bahwa ketika tidak seperti itu, maka tidak bisa dibilang sebagai desain.
Bab “Manusia Bahagia” merupakan bab terakhir yang dibahas untuk mengakhiri buku ini. Sehingga redefinisi desain menurut buku ini adalah sebuah tindakan khas manusia yang menekankan pada berfikir abstrak-konseptual, menciptakan nilai baru dan inovatif, serta menemukan solus yang holistik dan integral yang tidak meninggalkan masyarakat; tentu dilalui dengan pemikiran kritis.
Tentu pemikiran desain tidak sesederhana yang terlihat sebagai praktik keseharian, namun juga perlu dipertimbangkan akarnya pada desain yang ada di wilayah Indonesia itu sendiri. Duduk perkara desain di Indonesia yang mengakar pada keilmuan Indonesia sendiri sepertinya perlu untuk dikembangkan, dituliskan, dan diejawantahkan.

Pemikir Muda, Pengajar Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, telah menyelesaikan gelar Doktor di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Peneliti serta penulis pemikiran tentang Seni.